Bagelen adalah
jiwa-jawa
yang pantang ada
ketinggian hati di tanahnya
karena dia
berasal dari kerendahan hati
yang bisa narima
dengan legawa segala kebaruan
meski semula
hadirkan keterasingan
yang bisa
rangkul india rengkuh arabia
gandeng tionghoa
jamu portugis
sapa spanyol,
belanda, jepang, dan inggris
senyumi semuanya
dalam dirinya
jiwa-jawa yang
akui diri penuh kekurangan
yang hargai
keberadaan liyan
yang bisa
rumangsa bukannya rumangsa bisa
di hadapan yang
maha pewarta kebaruan
bagelen adalah
jiwa-jawa
yang pantang
dabik dada akulah pemiliknya
karena dia ada
dengan narima layaknya rahim ibunda
yang tampung
benih ayahanda dan lalu lahirkan keelokan
merak-hati yang
tidak pernah merasa ada dengan sendirinya
yang sadari
bahwa bukanlah milik ibunda itu gua-garba
bahwa wiji
bukanlah ayahanda empunya
bahwa ponang
jabang bayi bukanlah milik siapa-siapa
di hadapan yang
maha pemilik segala
bagelen adalah
jiwa-jawa
yang pantang
dabik dada bahwa dari tanahnya
tumbuh jawara
yang antarkan keraton temui kejayaan
yang kawal
bentengi nusantara dengan tokohnya
ada wage ada
kasman ada jani
yang tumbuh dari
saripati tanahnya
layaknya
hijaunya dedaunan dan birunya lelangitan
sungguh berperan
meski seringkali tak diakui
dan tak hendak
mengakui
bagelen adalah
jiwa-jawa
yang pantang
nyatakan diri ini satu-satunya pemilik kebenaran
yang kagum
gebrakan dipanegara tapi maklum tindakan cakranegara
yang percayai
ngono-ya-ngono-ning-ya-mbok-aja-ngono
yang sadari
bahwa tidaklah perlu korbankan surga di sana
demi tanah di
sini yang meski janjikan nikmat namun sesaat
yang sadari
bahwa dunia hanyalah permainan
dan senda gurau
belaka yang bikin tersesat
namun yakin
bahwa tak ada sedebu pun diciptakan
dengan sia-sia
bagelen adalah
jiwa-jawa
yang eling akan
satu kesalahan iblis yang merasa dirinya lebih mulia
yang waspada
bahwa sekarang agamanya banyak dianut manusia
agama yang jauh
dari kerendahan hati
agama yang
rendahkan liyan dan pandang dirinya tinggi menjulang
bagelen adalah
jiwa-jawa
ngupasan,
pangenjurutengah, pertengahan mei 2014